Latest Entries »

Sunday, 30 March 2014

Lulus Tapi Tidak lulus!

 Lulus Tapi Tidak lulus!
*M.Yaufi NM

Beberapa bulan lamanya kakak kelas kita menunggu sesuatu  yang sangat mereka nantikan. Rasa khawatir, penasaran bercampur aduk di hati mereka. Berbagai macam ikhtiar telah dilakukan. Belajar, berdo’a, dan cara lain yang hanya mereka ketahui sendiri, semuanya telah diusahakan. Rahasia begitu katanya. Baik cara negatif maupun cara positif. Tapi semoga aja banyak yang menggunakan cara positif, agar benar-benar merasakan hebatnya sebuah tantangan. Tawakkalpun telah mereka lakukan. Perfect lah pokoknya. Mereka yang dulu malas, tiba-tiba berabuh seratus persen rajin begitu saja. Tidak tau mengapa mungkin kerasukan jin putih. Tapi tidakak papalah ketimbang tidak berubah  sama sekali.
Tinggal menunggu pengumuman pemerintah tentang hasil ujian nasional. 2 kata yang menghantui mereka, lulus atau tidak lulus . Mudah-mudahan saja Allah memberikan yang terbaik pada mereka, baik lulus atau tidak lulus. Karena apapun itu, dengan tanda kutip berasal dari Allah dan disertai dengan ikhtiar atau do’a, maka pasti hasilnya akan baik. Muhal sekali jika Allah memberikan hal yang buruk bagi kita setelah kiata berikhtiar dan berdo’a. Karena Allah SWT adalah tuhan yang maha pengasih lagi  maha penyayang. Hanya saja, kita sendiri yang memperburuk dan membuat rumit  takdir itu.
Tapi, perlu diingat! hasil atau kesuksesan bukanlah yang kita cari, tapi yang kita cari adalah proses atau upaya untuk menuju kesuksesan. Allah tidak sesekali memandang hasil kita. Tapi usaha dan upaya kitalah yang Allah hargai. Pendaki gunung berkata “ sesuatu yag paling berharga bagi kami adalah proses pendakian ke  puncak gunung, bukan sampainya kami ke puncak gunung”.

Semua tentang UAN dan Kelulusan!
          Waktu 3 tahun ditentukan hanya dengan 7 hari, demikian ungkapan yang sangat pas diberikan pada Ujian Akhir Nasional (UAN). Sebuah ajang yang pemerintah buat sebagai  media pengukur kemampuan siswa, dan penentu kelulusan siswa dari sekolah. Begitu banyak kecurangan yang dilakukan demi meraih sebuah kelulusan. Nyontek, kerja sama, atau apa saja yang siswa lakukan. Sedikit sekali siswa yang meraih kelulusan itu dengan murni atau bahkan tidak ada sama sekali. Gurunyapun          

Hari itu, ketika kelulusan!
Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu pun datang. Jum’at 24 mei 2013 adalah hari yang bersejarah bagi kakak-kakak kelas XII SLTA. Hari dimana mereka akan membuka sebuah kertas yang berisi 2 kata tebal lulus dan tidak lulus.
Berawal ketika saya dan bapak saya berada didalam mobil. Tiba- tiba muncul segerombolan pemuda yang telah mengotori seragam sekolah mereka dengan cat. Sejenak saya berpikir, apa sebenarnya keuntungan dari itu semua?, apakah mau mereka?, dapat uang tah?, atau hanya kesenangan semata?. Jika mungkin menurut mereka merupakan wujud kegembiraan dari kelulusan mereka, saya kira itu sangat tidak pantas untuk dilakukan . Lebih baik tasyakkuaran tah, berjabat tangan dengan guru tah, atau apa saja yang berguna. Apakah seperti itu pemuda harapan bangsa?, apakah kita tidak malu dengan para pahlawan kita? malu pada guru kita, malu pada orang tua kita, malu pada bangsa kita, dan yang paling parah malu pada tuhan dan agama kita. Katanya sudah lulus. Lulus beneran atau lulus bohongan.
Betul kata hujjatul islam imamuna Al-Ghazali, beliau membagi manusia menjadi 4 golongan, yakni:
1.                 Man Yadri Fahuwa Yadri (dia tahu bahwa dia tahu) termasuk golongan yang terbaik.
2.                 Man Yadri Fahuwa Layadri (dia tahu bahwa dia tidak tahu) termasuk golongan yang sedang dan tau diri.
3.                 Man Layadri Fahuwa Layadri (dia tidak tahu bahwa dia tahu) termasuk golongan yang berproses menjadi succesman.
4.                 Man Layadri Fahuwa Layadri (dia tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu) termasuk golangan yang terburuk dan dipastikan akn celaka.
Golongan yang sok tahu, sok pintar, sok lulus padahal kenyataanya bodoh, tolol, dan tidak lulus.
 Tidak perlu kami jelaskan, pasti kalian tahu masuk golongan keberapa pemuda yang kami singgung tadi.
Beberapa menit  kemudian setelah berpikir panjang, akhirnya kami memberikan kata yang cocok bagi mereka yakni Lulus Tapi Tidak Lulus. Artinya, bolehlah kita katakan mereka lulus secara keilmuaan meskipun kadang dihasilkan dari contekan. Namun jangan sekali-kali kita katakan mereka lulus dalam kaca mata akhlak, kepribadian, dan moral yang kesemua ini merupakan tujuan utama dari pada pendidikan. Maka dari itu, sebagai penerus bangsa berikutnya marilah kita bagkit, perbaiki moral, ajak teman kita kejalan yang luls, kita mulai dari diri sendiri ibda’ binafsik, from zero to hero. We Are As The generation. Terakhir maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan dihati.  WALLAHU A’LAM BISSHOWAB


No comments:

Post a Comment